Rabu, 24 Oktober 2018

Analisis Jurnal Sistem Informasi


APLIKASI SISTEM INFORMASI GOGRAFIS UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA PANTAI BILATO DI KABUPATEN GORONTALO


PENDAHULUAN
Kawasan  Strategis  Pariwisata  adalah  kawasan  yang  memiliki  fungsi  utama  pariwisata
atau  memiliki  potensi  untuk  pengembangan  pariwisata  yang  mempunyai  pengaruh  penting dalam satu atau lebih aspek  seperti yang termuat dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009. Pariwisata    memiliki   peran    yang    besar    dalam   pembangunan    nasional,   karena   selain menghasilkan  pendapatan   daerah,  juga  sekaligus  sebagai  penghasil  devisa  negara.  Sektor pariwisata  berkaitan erat dengan penanaman modal asing, termasuk mereka yang berhubungan bisnis dengan Indonesia (Rani, 2014). Sumberdaya dan potensi pesisir di Indonesia sangat besar dan   belum   sepenuhnya   di   manfaatkan   menjadi   objek   daya   tarik   wisata.   Hal   tersebut menunjukan bahwa kawasan pantai Indonesia  dapat menjadi sumber daya ekonomi dan pesona tersendiri  (Kurniawan,  et  al.,  2011),  seperti  halnya  di Kabupaten Gorontalo  yang merupakan salahsatu wilayah yang didominasi  oleh bentanglahan pesisir.
Daerah  Kabupaten  Gorontalo  memiliki  aset  pariwisata  yang  terdiri  dari  8  buah  obyek wisata  alam, 2 buah obyek wisata sejarah budaya dan  2 buah obyek wisata buatan.  Salahsatu obyek wisata alam tersebut adalah Pantai Bilato yang merupakan kawasan strategis pariwisata menurut  Perturan  Daerah  Provinsi  Gorontalo  No.  4  Tahun  2011.  Letaknya  di  Desa  Taulaa Kecamatan Bilato yang dahulunya  termasuk Kecamatan Boliyohuto (Gambar 1). Desa Taulaa merupakan salahsatu desa kedua terbesar di Kecamatan Bilato setelah Desa Bilato yaitu dengan luas  18.27  km2.  Desa  Taulaa  memiliki  morfologi  yang  bervariasi,  mulai  dari  dataran rendah sampai  dataran  tinggi  yakni  11  km2  dan  pegunungan  41 km2   (BPS Kab.  Gorontalo, 2016). Desa  Taulaa  terletak di antara    29.942'  LU  dan 122°  41.223'  BT.  Desa  ini terdiri atas dua dusun yaitu Dusun I dan Dusun II. Secara administrasi desa ini berbatasan dengan Desa Ilomata bagian Utara, Desa Pelehu Bagian barat, Desa Huwongo Kec. Biluhu bagian Timur dan Teluk Tomini bagian Selatan.  Jumlah penduduk secara  keseluruhan adalah 830 jiwa yang terdiri dari
432  jiwa  laki-laki  dan 398 jiwa  perempuan, serta  terdiri atas  208 kepala  keluarga.  Luas  area atau  area  pemukiman  di  Desa  Taulaa  adalah  36  ha,  perkebunan  16  ha,  pekarangan  50  ha, perkantoran 1 ha, sarana umum lainnya 4 ha, hutan rakyat 293 ha, area penggunaan lainnya 64 ha, luas hutan 4960 ha, serta perkebunan 2 ha (BPS, 2016).


Gambar   1. Peta Lokasi Pantai Bilato  (sumber: GoogleEarth,2016)

Pantai  Bilato  memiliki  pantai  dengan hamparan pasir  putih yang disekitarnya  ditumbuhi tanaman  produksi  tahunan  yaitu  kelapa.  Selain  itu  pantai  ini  mempunyai  ciri  khas  laut  yang jernih  yang  tidak  bergelombang  sehingga  cukup  aman  bagi  pengunjung.  Pantai  Bilato  sudah memiliki beberapa  daya tarik sebagai tempat wisata, hanya saja terdapat beberapa kekurangan seperti  dari  segi  fasilitas  dan  aksesibilitas  yang  memadai  untuk  menarik wisatawan.  Sebagai salahsatu wilayah yang termasuk dalam kawasan strategis pariwisata di Kab. Gorontalo, tentu diperlukan  sebuah  konsep  pengembangan  oleh  Pemerintah  setempat  untuk  dapat  menarik wisatawan yang sekiranya akan menjadi salahsatu pendapatan daerah dalam bidang pariwisata.



METODE DAN DATA
Konsep  atau  strategi  pengembangan  Pantai Bilato, dilakukan dengan melakukan survei
lapangan,  yaitu  melakukan  penilaian  terhadap  akses  lokasi,  fasilitas,  serta  objek  daya  tarik wisata  yang ada.  Selain itu dilakukan juga  validasi wawancara  dengan metode kuisioner yang melibatkan pengunjung, masyarakat setempat serta pemerintah daerah sebagai pengelola tempat wisata.  Data  yang didapatkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode SWOT yang  merupakan  sebuah  metode  perencanaan  strategis  yang  digunakan  untuk  mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) untuk  suatu  spekulasi  bisnis.  Alat  dan  bahan  yang  digunakan  dalam penelitian adalah  Global Positioning System (GPS)  tipe  Oregon 650 yang digunakan untuk mengetahui posisi geografis, kamera  untuk dokumentasi di lapangan, dan alat  tulis  menulis.  Adapun bahan yang digunakan adalah  perangkat  kuisioner  untuk  wawancara  serta  foto  citra  yang  dari  Google  Earth  untuk membuat peta lokasi penelitian  dan analisis pengembangan Pantai Bilato.
Penelitian   di   obyek   wisata   Pantai   Bilato   di   lakukan   untuk   menyusun   konsep
pengembangan  pantai  sebagai  kawasan  strategis  pariwisata  dengan  menggunakan  metode analisis spasial berbasis SIG yang di lengkapi data observasi dan wawancara. Pengumpulan data melalui  observasi    dilakukan  dengan  mengamati  obyek  wisata  menggunakan  kamera  yang meliputi:
1.  Atraksi wisata, yakni semua data yang berkaitan dengan potensi alam di Pantai Bilato.
2.   Amenitas, adalah data yang berupa fasilitas yang ada seperti cottage, warung, WC umum, air bersih dan lain sebagainya dan,
3.  Aksesibilitas, yaitu data yang berkaitan dengan kemudahan menjangkau obyek wisata.
Wawancara  merupakan  teknik  yang  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  sekunder berupa  informasi  pengunjung  wisata  Pantai  Bilato,  adat  istiadat  dan  peninggalan-peninggalan bersejarah yang dapat  diperoleh  dari instansi terkait seperti Dinas Pariwisata, pengelola wisata dan lembaga  masyarakat.  Data  yang di peroleh baik data  primer  maupun data sekunder akan dianalisis  secara  deskriptif  kualitatif  yang diimplementasikan secara  spasial.  Analisis  deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja   yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, dan menginterpretasikan kondisi dan situasi yang ada secara benar, sedangkan dalam implementasinya secara spasial dengan menggunakan perangakat SIG untuk  mempermudah  pembuatan  jalur  aksesibilitas  menuju  Pantai  Bilato, konsep fasilitas  dan sebagainya.   Dengan   demikian   hasil   dari   penelitian   ini   merupakan   strategi   dan   upaya perencanaan yang dapat  digunakan pemerintah dalam mengelola  kawasan strategis pariwisata Pantai Bilato agar dapat menjadi lebih baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Atraksi Pantai Bilato diantaranya yaitu memiliki keindahan laut dan pemandangan sekitar
yang  juga  menarik.  Laut  biru  yang  tenang  menjadi  salah  satu  keunggulan  pantai  ini  karena sangat  aman  bagi  pengunjung.  Selain  itu  di  sepanjang  garis  pantainya  merupakan pasir  putih yang  melengkapi  potensi  Pantai  Bilato  sebagai  tempat  wisata  (Gambar  2).   Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, bahwa pantai bilato ini merupakan pantai yang sangat strategis dan potensi untuk di jadikan sebagai pelabuhan, karena kapal pesiar sering berlabuh di pantai ini.  Hal ini seiring dengan rencana  Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang saat ini akan menjadikan  kawasan  Taulaa   dan  sekitarnya   menjadi  area   pelabuhan  terbesar   di  daerah Kabupaten  Gorontalo.  Adapun  berdasarkan  observasi  di  lapangan,  dapat  diketahui  bahwa penggunaan  lahan  di  Sekitar  Pantai  Bilato  adalah  pertanian  jagung  dan  tanaman  produksi tahunan  yaitu  kelapa.  Sehingga  selain  dapat  dikembangkan  wisata  bahari,  Pantai  Bilato juga berpotensi untuk dikembangkan fasilitas untuk wisata kuliner.


Pengunjung  Pantai Bilato 60%  pada  kelompok umur  19-25 tahun, 20%  kelompok umur

26-32 tahun, 15% kelompok umur 33-39 tahun dan 5% pada kelompok umur 40-46 tahun. Dari data  hasil  wawancara  dan  pengamatan di lapangan seperti yang cantumkan pada  Gambar  3, dapat  diketahui  bahwa  pengunjung  wisata  Pantai  Bilato  lebih banyak wisatawan berumur  19 sampai dengan wisatawan yang berumur 25 tahun dengan tujuan untuk berlibur dan jalan-jalan sekaligus  melakukan   penelitian.  Hal ini disebabkan oleh keberadaan Pantai Bilato yang cukup jauh dari pusat  kabupaten/kota  Gorontalo sekitar 62 km sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan minimnya tempat-tempat peristrahatan untuk para pengunjung.


Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat (Gambar 4), diketahui bahwa sebagian  besar  berpendapat  bahwa  Pantai  Bilato cukup baik  jika  di lihat  dari segi daya  tarik wisatanya,  namun  tak  jarang  juga  masyarakat  yang  mengatakan  Pantai  Bilato  kurang  baik, karena   mereka   memandang  dari  segi  pengelolaan  wisata   yang  tidak  terarah  dan  tidak berkembang. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bilato menilai bahwa pantai ini sangat baik dengan  1  responden,  7  responden  dengan  penilaian  baik  serta  17  responden  menilai  Pantai Bilato kurang baik (Gambar  5). Secara umum dapat disimpulkan bahwa keadaan Pantai Bilato perlu untuk dikembangkan.  Wisatawan yang berkunjung ke  Pantai Bilato belum   puas dengan ketersediaan produk wisata  terutama  pelayanan (amenitas), karena  di Pantai Bilato pelayanan dari  segi  fasilitas  wisata  tidak  memadai  bahkan  hampir  tidak  tersedia.  Sehingga  daya  tarik wisata  juga  harus  didukung dengan kebutuhan wisatawan yang berkunjung dari segi pelayanan dan fasilitas.



Strategi pengembangan Pantai Bilato berdasarkan hasil analisis SWOT
Kondisi  Pantai  Bilato   berdasarkan  hasil  survei  lapangan  dan  wawancara   sangatlah
memprihatinkan. Dari segi fasilitas wisata (amenitas) atau semua yang terkait dengan pelayanan baik dari pengelola wisata maupun infrastruktur wisata  sangat kurang memadai bagi wisatawan (Gambar  6).  Keadaan pantai yang hanya  memiliki 1 gazebo dan 1 kamar mandi saat ini sudah rusak  sehingga  belum  mampu  menarik  minat  wisatawan  untuk  berkunjung,  meski  dari  segi atraksi   pantai  cukup  bervariasi  dan  menarik.   Untuk  itulah  harus   dibuat   sebuah  strategi pengembangan Pantai Bilato agar  lebih menarik perhatian wisatawan (Gambar 7), diantaranya penyediaan  spot    rekreasi  air  (berenang  dan  memancing),  fasilitas  kamar  ganti  dan  mandi, adanya    pusat        kuliner    dan    sentra    oleh-oleh,   serta    sarana    tempat    parkir,   tempat penginapan/cottage,  sarana  ibadah  dan hal-hal lain yang dianggap perlu lainnya.  Tidak hanya itu, pemerintah setempat juga harus gencar dalam hal promosi wisata agar dapat menarik minat wisatawan.




KESIMPULAN
Kawasan  Pantai  Bilato  yang  cukup  luas  dengan daya  tarik yang cukup menarik minat
wisatawan untuk berkunjung.  Untuk itu haruslah ada  upaya  dari pemrintah setempat dan juga masyarakat untuk membenahi kekurangan yang ada. Pengembangan dan pengelolaan yang baik dapat dilakukan beberapa cara seperti berikut:
1.    Promosi  dalam  rangka  menyebarluaskan  informasi  tentang  Pantai Bilato ke  media-media
sosial dan media cetak (koran, majalah) serta media eletronik (radio dan televisi). Tujuannya untuk  memperkenalkan obyek wisata kepada masyarakat luas.
2.   Perbaikan Aksesibilitas, Amenitas dan Fasilitas segera mungkin untuk dilakukan, agar dapat menjadi  salahsatu  tempat  berwisata  yang menjadi kebanggan tidak hanya  buat  pemerintah dan masyarakat, tetapi juga Indonesia secara Internasional.


SARAN
1.      Hasil implementasi tidak hanya di kota  tersebut namun bisa dikembangkan ke beberapa kota lainnya
2. Adanya maintenance secara berkala untuk menghindari penurunan kualitas sistem serta kerusakan pada sistem yang telah dibuat.

Tulisan 3

Analisis PR Bukalapak.com Public Relations  di sini berperan penting sebagai mediator. Bukalapak.com memposisikan seorang  Public...